OSAKA
Osaka dahulu pernah menjadi ibukota dari Jepang. Dan seperti kebanyakan tempat-tempat dengan sejarah lainnya, jika pernah menjadi pusat ibu kota dari suatu negeri atau kerajaan ... pastinya terdapat bangunan mewah atau antik dan berbagai macam hal-hal menarik yang patut dikunjungi.
1. KASTIL OSAKA
Kalian pasti pernah berjalan-jalan ke wilayah pusat perkotaan. Lalu bayangkan jika di tengah-tengah kota bernuansa masa depan itu terdapat sebuah bangunan kastil dengan gaya berbeda dengan gedung-gedung pencakar langit modern di sekitarnya. Ya, seperti itulah gambaran dari Kastil Osaka yang kita bicarakan sekarang.
Pembangunan Kastil Osaka dimulai pada tahun 1584 di tempat yang dahulu berdiri sebuah kuil bernama Ishiyama Honganji. Setelah Kuil Ishiyama Honganji dihancurkan oleh Oda Nobunaga—tiga belas tahun kemudian—Toyotomi Hideyoshi berkeinginan untuk membuat sebuah kastil untuk menjadi sebuah simbol akan penyatuan Jepang di bawah kekuasaannya di tempat tersebut. Tetapi sangat disayangkan beberapa tahun kemudian Tokugawa menyerang dan menghancurkan Kastil Osaka, hingga akhirnya Kastil Osaka dibangun kembali oleh Tokugawa Hidetada di tahun 1620.
Namun selain sejarah Kastil Osaka yang menakjubkan, terdapat hal lainnya yang menjadi alasan Kastil ini menjadi destinasi favorit dari berbagai turis dari seluruh penjuru dunia. Yaitu adalah elemen-elemen yang mengelilingi Kastil Osaka sendiri, seperti di sana terdapat meriam-meriam, susunan dinding-dinding batu besar yang menakjubkan, sungai buatan, dan taman dengan panorama alami yang bernama Taman Naniwanomiya-ato.
Taman Naniwanomiya–ato juga memiliki beberapa cara menikmatinya. Pada bulan Maret, mata kita akan dimanjakan dengan bunga prem. Di April bunga sakura akan bermekaran dengan indah di Kebun Nishinomaru. Pada November, dedaunan gugur akan menjadi latar yang menarik jika ingin berfoto bersama-sama. Kemudian pada musim dingin, lapisan putih salju tentunya tidak akan pernah mengecewakan bagi turis Indonesia yang merupakan negara tropis.
2. DOTONBORI
Dotonbori artinya dalam bahasa adalah Kanal Doton, tempat ini adalah tempat belanja yang paling terkenal di Osaka yang dipenuhi oleh turis-turis skala international. Pasar ini dikenal karena billboard raksasa di sepanjang jalannya, dan pada malam, germerlap warna-warni neon dari papan-papan iklan tersebut akan menarik perhatian Anda.
Dotonbori juga tersedia berbagai macam tempat belanja, tetapi yang paling terkenal adalah jajanan wisata kulinernya seperti takoyaki, okonomiyaki, dll.
Jika Anda sedang berfoto di Dotonbori, terdapat beberapa tempat yang harus Anda jadikan latar belakang, antara lain; The Glico Running Man di atas Jembatan Ebisubashi, The Moving Crab di Kani Doraku, dan patung maskot dari bangunan Nakaza Kuidaore.
-
KYOTO
Kyoto dahulunya juga adalah Ibukota Jepang seperti Osaka, namun yang berbeda adalah lama Kyoto menjadi ibu kota—dulu—sudah lebih dari seribu tahun lamanya. Kyoto juga adalah kota paling terbesar di Jepang, beserta terletak di wilayah Kansai dan merupakan bagian dari kawasan metropolitan Kyoto-Osaka-Kobe. Kyoto juga terkenal karena mempunyai lebih dari seribu kuil shinto, dan sering menggelar festival-festival traditional di setiap musim.
3. KUIL FUSHIMI-INARI
Jika Kyoto memiliki seribu lebih kuil, Kuil Fushimi-Inari dijuluki sebagai Ibu dari semua kuil-kuil tersebut dan merupakan kuil yang paling terpenting. Terletak di wilayah selatan Kyoto, kuil ini terkenal akan formasi gerbang kayu merah suci kuil Torii di Gunung Inari.
Kuil Fushimi-Inari diduga dibangun pada tahun 711 dan membuat tempat ini adalah salah satu bangunan tertua di Kyoto. Hingga pada akhirnya kuil ini ditemukan oleh Keluarga Hata pada saat berpindah ke sekitar daerah setempat.
Terdapat lagenda bahwa dahulu kala terdapat kue-kue nasi jepang—onigiri—memancur ke langit. Lalu kue-kue nasi itu berubah menjadi angsa-angsa dan terbang menghilang. Lagenda ini pun membentuk kepercayaan setempat akan dewa yang bernama Inari Okami atau Dewa Nasi. Hingga pada akhirnya dibuatkan kuil Fushimi Inari Taisha oleh warga setempat.
Setiap tahun warga setempat akan berkumpul di kuil ini dan meminta permintaan agar impian mereka terwujud atau sekedar meminta berkat terutama di tahun baru.
4. PASAR NISHIKI
Pasar Nishiki terkenal bagi warga jepang dan mendapat julukan sebagai Dapur Kyoto. Julukan dapur kepada Pasar Nishiki bukan tanpa alasan, tetapi karena Pasar Nishiki menyediakan berbagai macam makanan traditional dan bahan mentah untuk membuat makanan. Hingga pada akhirnya Pasar Nishiki mendapat gelar sebagai pasar terbaik yang pada bidang makanan jalan dan seafood. Mendengar itu semua pastinya wajib ya datang ke pasar ini jika berkunjung ke Kyoto.
Jadi, sekali lagi, jika Anda datang ke pasar Nishiki ingatlah untuk membawal uang, lalu bersiap-siaplah berdesak-desakan di kerumunan orang banyak dan tentunya Anda harus datang dengan perut yang sedang kosong.
5. KIYOMIZU-DERA
Nama kuil ini, kiyomizu, dalam bahasa artinya adalah “air yang jernih.” Kuil-kuil biasanya berguna untuk menginspirasi orang-orang beserta menjadi tempat untuk berkumpul dan berdoa, tetapi untuk Kuil Kiyomizu-dera, kuil ini sedikit berbeda, karena selain untuk menjadi tempat untuk berbagai macam kegiatannya ... Kuil Kiyomizu-dera dibuat tanpa menggunakan paku sama sekali, atau menunjukan kenjeniusan arsitek Jepang di masa lampau. Dan yang lebih mencengangkan, kuil besar ini dibuat di daerah daratan tinggi—yang jika Anda berada di terasnya—Anda akan bisa melihat jelas jurang.
Sejarah dari kuil ini bermula pada abad ke-8. Menurut warga setempat, lagenda bermula dari seorang pendeta bernama Enchin yang bermimpi tentang sungai emas dan sungai tersebut mengalir di bawah Gunung Otowa di Kyoto. Lalu Pendeta Enchin akhirnya pergi menuju Gunung Otowa dan bertemu seorang kakek-kakek tua bernama Gyoei.
Gyoei pun memberitahu Enchin bahwa ia telah berada di sana sudah selama dua ratus tahun lamanya, untuk berdoa kepada salah satu Dewa Budha bernama Kannon. Kemudian, Gyoei meminta tolong kepada Pendeta Enchin untuk menggantikannya karena ia harus pergi untuk berziarah ke tempat lain untuk sementara. Sebelum Gyoei pergi, ia berkata kepada Pendeta Enchin, bahwa batang kayu tempat Gyoei selama ini duduk—pada saat berdoa—adalah kayu yang berkualitas baik. Jadi jika Pendeta Enchin ingin memahat gambaran Dewa Kannon, batang kayu itulah yang sebaiknya digunakan, pesan Gyoei.
Seperti kebanyakan lagenda lainnya, Gyoei pada akhirnya tidak pernah kembali. Hingga Pendeta Enchin mencari-cari Gyoei dan menemukan sendal dari kakek-kakek tua itu tergeletak begitu saja di puncak Gunung Otowa. Pendeta Enchin pun meyakini bahwa Gyoei selama ini adalah Kannon yang sedang berwujud manusia dan sudah berpindah menuju surga di langit.
Pada akhirnya Pendeta Enchin memutuskan untuk membuat kuil dan patung dari kayu yang disarankan, tetapi ia mendapat masalah karena Pendeta Enchin tidak bisa mendapat gambaran yang baik pada pahatannya. Setelah bekerja selama dua puluh tahun lebih, pendeta itu bertemu dengan seorang pendekar bernama Sakanoue no Tamuramaro. Tamuramaro tergerak dengan cerita dari Pendeta Enchin dan dedikasinya, kemudian membantunya untuk membangun kuil.
Adalah Tamuramaro yang akhirnya berhasil membangun kuil untuk Kannon. Namun kita tidak akan pernah bisa melihat hasil kerja keras Pendeta Echin dan Pendekar Tamuramaro karena termakan waktu dan perang, kuil itu pernah hancur dan dibangun ulang sebanyak beberapa kali.
6. GION
Jika kita berbicara tentang Gion pastinya kita harus membicarakan Geisha—atau Geiko dalam logat Kyoto. Geisha adalah wanita penghibur profesional untuk berinteraksi dengan tamu-tamu pada saat makan malam dan acara-acara lainnya.Geisha sebenarnya bisa ditemukan di seantero Jepang, namun terlahirnya kebudayaan Geisha dari Kyoto—yang dahulu menjadi Ibukota Jepang dari tahun 794 hingga tahun 1869). Jika kita melihat Gion sendiri, bayangkan, sepanjang jalan berjejer perumahan Machiya—rumah kayu tradisional jepang—dengan Geisha berlalu lalang.
Tetapi salah satu hal yang harus diingat oleh para turis yang datang ke Gion, adalah hargai para Geisha di daerah ini. Peringatan ini pun bukan tanpa alasan, banyak turis dari berbagai negara yang datang dan salah mengerti akan eksistensi Geisha di Gion. Mereka tidak dibayar karena turis-turis datang ke Gion, melainkan mereka dibayar oleh tamu-tamu pribadi sendiri.
Jadi jika ingin menghormati mereka, kita boleh menfoto para Geisha dari samping atau belakang ... namun jangan pernah kita menghalangi jalan mereka yang sedang berjalan menuju tempat tamu pribadi mereka.
-
TOKYO
Akhirnya kita sampai ke Tokyo, siapa yang tidak tahu tentang ibukota Jepang satu ini. Tokyo adalah kota metropolitan yang dahulu diketahui dengan nama Edo. Di kota ini terkenal dengan banyak hal menarik dan unik. Antara lain, gaya berpakaian anak mudanya dengan warna-warni gelamor, Menara Tokyo yang menjadi kebanggan warga Jepang, festival bunga sakura pada musim semi, dan kota yang yang hampir di setiap sudut jalan terdapat vending machines.
7. MENARA TOKYO
Dengan tinggi 332 meter lebih, Menara Tokyo adalah bangunan kedua tertinggi di Jepang. Banyak orang berfikir Menara Tokyo adalah cerminan dari Menara Eiffel di Paris—benar—jika kita membicarakan soal asal mula terinspirasinya Tachu Naito, perancang Menara Tokyo. Namun jika kita bilang bahwa Menara Tokyo meniru Menara Eiffel maka kita telah salah besar, karena Menara Tokyo malah mengalahkan tinggi Menara Eiffel sekitar 13 meter.
Dan fakta yang paling mencengangkan, meski memang Menara Tokyo mengalahkan tinggi Menara Eiffel ... berat dari Menara Tokyo adalah setengah dari berat Menara Eiffel. Semua berkat kejeniusan arsitektur Jepang.
8. SHIBUYA
Toyko itu sangat luas dan merupakan kota kosmopolitan. Di dalam itu semua, terdapat perempatan zebra crosses dari Shibuya, di mana tempat ini adalah salah satu tempat orang-orang menyeberang jalan—teramai—di dunia. Turis-turis dari manca negara, siang dan malam, sering menjadikan tempat ini sebagai tempat berfoto karena memiliki nilai seni tersendiri.
Dari Shibuya kita juga bisa berjalan-jalan menuju tempat-tempat menarik, seperti contoh Harajuku, sebuah kawasan perbelanjaan dengan atmosfer yang unik karena orang-orang di tempat ini berpakaian seperti karakter-karakter kartun Jepang.
9. ASAKUSA
Meski memang Asakusa dahulu adalah salah satu daerah yang sempat hancur terkena serangan bom-bom pada zaman Perang Dunia II, tetapi warga Jepang pada akhirnya membangun area ini hingga pada akhirnya Asakusa adalah salah satu destinasi di Tokyo yang paling sering dikunjungi oleh para turis.
Banyak hal yang bisa dilakukan di Asakusa, seperti terdapat Kuil Sensoji yang merupakan kuil yang paling terkenal di Jepang, lentera kertas dari pada Kaminarimon, pasar jalan Nishi Sando, dan lain-lain, pokoknya banyak hal yang bisa dilakukan di daerah ini.